Betapa desperate-nya orang yang menganggap diri mereka bodoh
Saya tidak tahu, apakah hanya saya saja atau banyak orang yang merasa bahwa kini banyak orang yang "mendiskreditkan" orang-orang "pintar" dan "mengagung-agungkan" orang "bodoh". Banyak yang membuat artikel atau quotes yang intinya adalah "Orang-orang bodoh lebih unggul di kehidupan nyata dan orang-orang pintar pada akhirnya akan dipekerjakan atau diperbudak oleh orang bodoh.
Oke, pertama, apa sih definisi dari pintar dan bodoh itu sendiri?
Menurut yang saya artikan dari artikel-artikel dan quotes yang bertebaran itu, orang pintar adalah orang-orang yang jago dalam hal akademis, yang unggul dalam mata pelajaran di sekolah, yang selalu menduduki 5 besar ranking di kelas, dapat piagam penghargaan, dan mereka biasanya jago di bidang eksak. Sedangkan, orang bodoh adalah orang-orang yang paling lambat dalam mengerti pelajaran di sekolah, yang tiap ujian biasanya dapat nilai di bawah kkm, dan kalau dapet ranking biasanya kalau ga terbawah yah paling 10 besar, tapi dari bawah juga. Itulah setidaknya definisi yang saya dapatkan ketika membaca artikel-artikel yang menurut saya bermuatan negatif. Mengapa saya katakan negatif? Karena artikel-artikel tersebut seperti mempromosikan kata bodoh dan mendorong orang-orang untuk menjadi bodoh.
Again, dalam artikel-artikel yang saya baca itu, kebanyakan menganggap bahwa orang-orang sukses itu berasal dari orang bodoh, padahal menurut saya, kalau seseorang sukses, itu berarti mereka pintar, entah pintar dalam memanfaatkan peluang, melihat situasi, dan membuat keputusan, itulah yang biasanya kita namakan soft skill, kemampuan yang tidak dapat diukur dengan angka-angka namun berpengaruh besar dalam kehidupan kita. Orang-orang sukses ini tentunya mengetahui betul kesempatan yang ada di depan matanya, mereka memanfaatkannya lalu mereka bekerja dengan keras. Jadi orang-orang sukses tersebut tidaklah bodoh, tapi mereka justru pintar, pintar dengan cara mereka sendiri.
Disisi lain, mereka yang pintar di bidang akademis, mereka yang berusaha mendapatkan nilai yang tinggi, bukan berarti mereka calon orang yang tidak lebih sukses dari orang bodoh (Tolong digarisbawahi, bahwa bodoh disini adalah bodoh dengan definisi yang saya jelaskan diatas). Tidak ada orang yang ditakdirkan tidak sukses, begitupula dengan mereka sang orang-orang pintar. Mereka telah bekerja keras dan memanfaatkan kesempatan dengan cara mereka sendiri. Mereka juga tentunya ingin sukses dengan cara mereka sendiri. Intinya adalah, Orang sukses bukan berarti mereka bodoh dan orang pintar bukan berarti calon orang tidak sukses.
Kemudian, yang saya sangat benci pula adalah, banyak yang mengaitkan kesuksesan dengan pencapaian materi dalam bentuk uang dan harta. Orang-orang bodoh sukses dikaitkan dengan pengusaha-pengusaha sukses yang berasal dari kalangan yang tidak berpendidikan. Mereka dianggap sukses menjadi pengusaha kaya raya justru karena latar belakang mereka yang tidak mengenyam pendidikan sehingga dikatakan bodoh. Dengan kata lain, orang bodoh dianggap memiliki kemungkinan terbesar untuk menjadi orang-orang kaya di masa depan, dan lebih parahnya lagi adalah anggapan bahwa orang pintarlah yang akan menjadi pegawainya orang bodoh, yang senantiasa dimanfaatkan energinya untuk melayani bosnya yang sebenarnya adalah orang bodoh.
Ini tidak baik bagi mental orang-orang bodoh (atau lebih tepatnya menganggap mereka bodoh) dan orang-orang pintar (pintar dengan definisi yang saya jelaskan diatas). Orang-orang bodoh ini menganggap bahwa kebodohan mereka adalah sebuah kelebihan yang harus dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Kemudian orang-orang pintar yang biasanya adalah orang yang pesimis akan merasa putus asa, merasa kepintarannya adalah sebuah hal yang percuma dan sia-sia dan bahwa kerja kerasnya dalam belajar adalah hal yang ternyata tidak membawa manfaat bagi dirinya. Itu pertama. Kedua, yang sebenarnya adalah dampak yang paling buruk bagi saya, logika ini menyebabkan orang menganggap bahwa sukses dinilai dengan uang. Kesuksesan dikaitkan dengan bisnis yang berhasil meraup banyak keuntungan. Ini membuat kita berpikiran materialistis dan sempit. Kesuksesan bukan hanya sekedar itu.
Yang benar, ajarkanlah bahwa tidak ada kata bodoh di dunia ini, yang ada hanyalah sudut pandang yang salah, dan juga kemalasan diri yang tidak mau berusaha. Orang pintar adalah orang yang berusaha. Mereka berusaha keras dengan belajar rajin, tekun, dan ulet. Tujuan mereka mendapatkan nilai bagus tentunya bukan selalu tujuan picik. Mereka bertujuan selain membanggakan orang tua, nilai bagi mereka adalah semacam pencapaian, target yang harus dicapai, dan dengan usahanya untuk mencapai target tersebut membuktikan bahwa dirinya adalah orang yang tidak hanya berdiam diri. Belajar memang tidak melulu soal nilai, tapi apakah belajar akan menyenangkan jika tidak diberi target, seorang pekerja pun membutuhkan target untuk menjadikan cambuk agar terus bersemangat bekerja. Seorang pengusaha juga membutuhkan target agar bisa mencapai anak tangga yang lebih tinggi setiap tahunnya, mencapai peningkatan, melakukan ekspansi dan mencapai kesuksesan yang lebih tinggi lagi.Orang bodoh pun begitu. Mereka hanya buruk dibagian akademis, tapi tentunya mereka hebat di bidang lain dan pencapaian mereka harus mereka raih dengan cara menemukan bidang apa yang mereka kuasai, sebuah pencarian akan passion yang kadang sebenarnya sudah diketahui. Yang perlu mereka lakukan adalah tidak mengaitkan "pintar" dengan nilai tinggi di bidang eksak, dengan pemikiran sempit ini yang mereka lakukan kalau tidak merasa bodoh, merasa dirinya tidak beruntung, maka mereka akan desperate hingga membuat artikel, quote atau percaya dan bersandar pada artikel dan quotes yang mengatakan bahwa "Orang bodoh adalah calon orang sukses" atau "Orang bodoh jadi pengusaha dan orang pintar jadi pegawainya". Sekali lagi, tidak ada orang yang bodoh, yang ada hanyalah orang-orang yang tidak mau berusaha.
Menurut saya, kesulitan yang dialami baik orang pintar dan orang bodoh tidaklah jauh berbeda. Orang pintar menjadi macan di sekolah, namun ketika bertemu kehidupan nyata biasanya mereka agak canggung (tidak semua) sedangkan orang bodoh menjadi seseorang yang berbeda ketika di luar sekolah. Ini semua masalah soft skill. Orang pintar menguasai hard skill, sedangkan orang bodoh menguasai soft skill. Orang pintar akan berusaha menguasai soft skill untuk bertahan ketika lulus, namun orang bodoh akan berusaha belajar hard skill untuk berhasil.
Tidak ada orang bodoh yang membuat usaha lalu tiba-tiba hire orang pintar untuk melakukan pekerjaan yang tidak bisa dikerjakannya. Mereka pasti lebih dulu tahu mengenai bidang usaha yang mereka geluti, baru setelah kewalahan mereka merekrut orang.
Dan lagi, menurut saya, kesuksesan adalah ketika kita mencapai suatu kata bernama "aktualisasi", dimana kita mengerjakan sesuatu yang memiliki jiwa di dalamnya, dimana bekerja serasa menjalani hidup. Hidup yang benar-benar hidup, bukan kosong dan tanpa jiwa, namun memiliki makna, tujuan, dan visi di dalamnya.
Dan marilah kita semua menjadi orang yang pintar. Pintar dalam menjalani kehidupan, senantiasa belajar pada kehidupan ini, belajar pada setiap interaksi yang terjadi. Tidak ada orang bodoh. Semua yang berusaha mencapai tujuan hidupnya adalah orang pintar, dan orang yang hanya bisa membuat sebuah tulisan untuk melarikan diri atau membela diri adalah justru orang bodoh itu sendiri. Tepatnya orang yang menganggap diri mereka bodoh.
Oke, pertama, apa sih definisi dari pintar dan bodoh itu sendiri?
Menurut yang saya artikan dari artikel-artikel dan quotes yang bertebaran itu, orang pintar adalah orang-orang yang jago dalam hal akademis, yang unggul dalam mata pelajaran di sekolah, yang selalu menduduki 5 besar ranking di kelas, dapat piagam penghargaan, dan mereka biasanya jago di bidang eksak. Sedangkan, orang bodoh adalah orang-orang yang paling lambat dalam mengerti pelajaran di sekolah, yang tiap ujian biasanya dapat nilai di bawah kkm, dan kalau dapet ranking biasanya kalau ga terbawah yah paling 10 besar, tapi dari bawah juga. Itulah setidaknya definisi yang saya dapatkan ketika membaca artikel-artikel yang menurut saya bermuatan negatif. Mengapa saya katakan negatif? Karena artikel-artikel tersebut seperti mempromosikan kata bodoh dan mendorong orang-orang untuk menjadi bodoh.
Again, dalam artikel-artikel yang saya baca itu, kebanyakan menganggap bahwa orang-orang sukses itu berasal dari orang bodoh, padahal menurut saya, kalau seseorang sukses, itu berarti mereka pintar, entah pintar dalam memanfaatkan peluang, melihat situasi, dan membuat keputusan, itulah yang biasanya kita namakan soft skill, kemampuan yang tidak dapat diukur dengan angka-angka namun berpengaruh besar dalam kehidupan kita. Orang-orang sukses ini tentunya mengetahui betul kesempatan yang ada di depan matanya, mereka memanfaatkannya lalu mereka bekerja dengan keras. Jadi orang-orang sukses tersebut tidaklah bodoh, tapi mereka justru pintar, pintar dengan cara mereka sendiri.
Disisi lain, mereka yang pintar di bidang akademis, mereka yang berusaha mendapatkan nilai yang tinggi, bukan berarti mereka calon orang yang tidak lebih sukses dari orang bodoh (Tolong digarisbawahi, bahwa bodoh disini adalah bodoh dengan definisi yang saya jelaskan diatas). Tidak ada orang yang ditakdirkan tidak sukses, begitupula dengan mereka sang orang-orang pintar. Mereka telah bekerja keras dan memanfaatkan kesempatan dengan cara mereka sendiri. Mereka juga tentunya ingin sukses dengan cara mereka sendiri. Intinya adalah, Orang sukses bukan berarti mereka bodoh dan orang pintar bukan berarti calon orang tidak sukses.
Kemudian, yang saya sangat benci pula adalah, banyak yang mengaitkan kesuksesan dengan pencapaian materi dalam bentuk uang dan harta. Orang-orang bodoh sukses dikaitkan dengan pengusaha-pengusaha sukses yang berasal dari kalangan yang tidak berpendidikan. Mereka dianggap sukses menjadi pengusaha kaya raya justru karena latar belakang mereka yang tidak mengenyam pendidikan sehingga dikatakan bodoh. Dengan kata lain, orang bodoh dianggap memiliki kemungkinan terbesar untuk menjadi orang-orang kaya di masa depan, dan lebih parahnya lagi adalah anggapan bahwa orang pintarlah yang akan menjadi pegawainya orang bodoh, yang senantiasa dimanfaatkan energinya untuk melayani bosnya yang sebenarnya adalah orang bodoh.
Ini tidak baik bagi mental orang-orang bodoh (atau lebih tepatnya menganggap mereka bodoh) dan orang-orang pintar (pintar dengan definisi yang saya jelaskan diatas). Orang-orang bodoh ini menganggap bahwa kebodohan mereka adalah sebuah kelebihan yang harus dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Kemudian orang-orang pintar yang biasanya adalah orang yang pesimis akan merasa putus asa, merasa kepintarannya adalah sebuah hal yang percuma dan sia-sia dan bahwa kerja kerasnya dalam belajar adalah hal yang ternyata tidak membawa manfaat bagi dirinya. Itu pertama. Kedua, yang sebenarnya adalah dampak yang paling buruk bagi saya, logika ini menyebabkan orang menganggap bahwa sukses dinilai dengan uang. Kesuksesan dikaitkan dengan bisnis yang berhasil meraup banyak keuntungan. Ini membuat kita berpikiran materialistis dan sempit. Kesuksesan bukan hanya sekedar itu.
Yang benar, ajarkanlah bahwa tidak ada kata bodoh di dunia ini, yang ada hanyalah sudut pandang yang salah, dan juga kemalasan diri yang tidak mau berusaha. Orang pintar adalah orang yang berusaha. Mereka berusaha keras dengan belajar rajin, tekun, dan ulet. Tujuan mereka mendapatkan nilai bagus tentunya bukan selalu tujuan picik. Mereka bertujuan selain membanggakan orang tua, nilai bagi mereka adalah semacam pencapaian, target yang harus dicapai, dan dengan usahanya untuk mencapai target tersebut membuktikan bahwa dirinya adalah orang yang tidak hanya berdiam diri. Belajar memang tidak melulu soal nilai, tapi apakah belajar akan menyenangkan jika tidak diberi target, seorang pekerja pun membutuhkan target untuk menjadikan cambuk agar terus bersemangat bekerja. Seorang pengusaha juga membutuhkan target agar bisa mencapai anak tangga yang lebih tinggi setiap tahunnya, mencapai peningkatan, melakukan ekspansi dan mencapai kesuksesan yang lebih tinggi lagi.Orang bodoh pun begitu. Mereka hanya buruk dibagian akademis, tapi tentunya mereka hebat di bidang lain dan pencapaian mereka harus mereka raih dengan cara menemukan bidang apa yang mereka kuasai, sebuah pencarian akan passion yang kadang sebenarnya sudah diketahui. Yang perlu mereka lakukan adalah tidak mengaitkan "pintar" dengan nilai tinggi di bidang eksak, dengan pemikiran sempit ini yang mereka lakukan kalau tidak merasa bodoh, merasa dirinya tidak beruntung, maka mereka akan desperate hingga membuat artikel, quote atau percaya dan bersandar pada artikel dan quotes yang mengatakan bahwa "Orang bodoh adalah calon orang sukses" atau "Orang bodoh jadi pengusaha dan orang pintar jadi pegawainya". Sekali lagi, tidak ada orang yang bodoh, yang ada hanyalah orang-orang yang tidak mau berusaha.
Menurut saya, kesulitan yang dialami baik orang pintar dan orang bodoh tidaklah jauh berbeda. Orang pintar menjadi macan di sekolah, namun ketika bertemu kehidupan nyata biasanya mereka agak canggung (tidak semua) sedangkan orang bodoh menjadi seseorang yang berbeda ketika di luar sekolah. Ini semua masalah soft skill. Orang pintar menguasai hard skill, sedangkan orang bodoh menguasai soft skill. Orang pintar akan berusaha menguasai soft skill untuk bertahan ketika lulus, namun orang bodoh akan berusaha belajar hard skill untuk berhasil.
Tidak ada orang bodoh yang membuat usaha lalu tiba-tiba hire orang pintar untuk melakukan pekerjaan yang tidak bisa dikerjakannya. Mereka pasti lebih dulu tahu mengenai bidang usaha yang mereka geluti, baru setelah kewalahan mereka merekrut orang.
Dan lagi, menurut saya, kesuksesan adalah ketika kita mencapai suatu kata bernama "aktualisasi", dimana kita mengerjakan sesuatu yang memiliki jiwa di dalamnya, dimana bekerja serasa menjalani hidup. Hidup yang benar-benar hidup, bukan kosong dan tanpa jiwa, namun memiliki makna, tujuan, dan visi di dalamnya.
Dan marilah kita semua menjadi orang yang pintar. Pintar dalam menjalani kehidupan, senantiasa belajar pada kehidupan ini, belajar pada setiap interaksi yang terjadi. Tidak ada orang bodoh. Semua yang berusaha mencapai tujuan hidupnya adalah orang pintar, dan orang yang hanya bisa membuat sebuah tulisan untuk melarikan diri atau membela diri adalah justru orang bodoh itu sendiri. Tepatnya orang yang menganggap diri mereka bodoh.
Komentar
Posting Komentar
Comment this without any rude words, you break this rule and delete your comment will be necessary
Thanks to understand, enjoy the posts...
Best Regards :)