Surat Balasan dari fiction Friend untuk Muslimah Galau...

Dear my friend, muslimah...
Assalamualaikum
Telah kubaca suratmu dua hari yang lalu. Telah kuteliti, kuresapi dan kuhayati setiap kata, setiap makna, setiap isi dari suratmu itu. Telah aku baca berulang-ulang demi mendapatkan intisari dari apa yang ingin kau sampaikan padaku, setiap kisah, cerita, curahan, dan segalanya. Jujur, aku hanya mampu terpaku saat membaca setiap untaian huruf yang dirangkai menjad kata dan disulam menjadi kalimat lalu dikumpulkan menjadi beberapa pertanyaan pun pernyataan. Ada rasa haru, amarah, terhanyut dan aku pun menjadi ikut resah membacanya. Kini, aku mencoba berpikir keras apa yang semestinya aku tulis demi membalas suratmu.

My friend, Muslimah...
Setiap nafas yang kita hirup dan hembuskan kembali, setiap langkah yang kita lakukan, setiap inci kulit kita yang terbakar matahari sesungguhnya telah ada yang mengatur, pun dengan takdir kita apakah menjadi rakyat jelata, bangsawan, pejabat, penjahat, gelandangan, apapun itu. Yang mesti kita lakukan hanyalah bersyukur lalu memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang telah kita miliki dan telah kita lalui dalam hidup ini. Namun bukan berarti dengan adanya suratan takdir itu kita malah "berserah diri", tetaplah berikhtiar demi mendapatkan yang terbaik apapun hasilnya, ingatlah saudariku, yang dinilai adalah prosesnya bukan hasilnya. Memang bukan salah kita menjadi orang biasa, namun kita dapat dicap bersalah jika hanya mampu mengeluhkan keadaan dan meratapi kesedihan kita sendiri, ingat, kita memang wanita, tapi jangan sampai kita nampak lemah!

My friend, Muslimah...
Aku pun setuju denganmu, mengenai orientasi manusia-manusia kini yang menganggap uang adalah segalanya, seakan-akan cinta pun dapat dibeli dengan uang. tidak sekali-kali saudariku, tidak sekali-kali! Alangkah dangkalnya orang yang mendewakan uang diatas segalanya. Memang di zaman penuh kebobrokan akhlak dan perbuatan ini kita terjepit dalam situasi yang membuat kita terpaksa menjadi orang yang berpikiran materialistis, seperti tenggelam dalam kolam lumpur. Namun saudariku, ingatlah, uang tidak dapat membeli kebahagiaan, uang tidak dapat digunakan untuk membeli surga! Yang penting itu hanyalah ridho Tuhan kita saudariku, ingatlah itu. Jangan berputus asa pada keadaan yang memaksa kita menjadi frustasi dan tertekan akibat himpitan ekonomi, pertolongan selalu datang disaat yang tepat, tiada yang tahu. Suatu saat nanti, ada zaman dimana orang-orang berbagi atas dasar keimanan bukan uang, ada zaman dimana ketulusan begitu terasa dan begitu menyebar luas.

My friend, Muslimah...
Jangan takut terhadap sesama manusia, aku mengerti arah pembicaraanmu ini, mengenai menjadi seseorang yang dianggap orang tak berarti namun sesungguhnya sangatlah berarti. aku berintuisi bahwa maksudmu adalah menjadi seorang ibu. Yah, di zaman ini memang para orang tua, teman-teman, saudara-saudara seakan memaksa kita menjadi wanita karier yang berpenghasilan besar, namun rezeki terbesar kaum wanita memang ada di rumah. Namun bukan berarti kita adalah orang berkedudukan rendahan, disitulah nilai kebaikannya, ingatlah itu. Bersabarlah wahai saudariku, aku senantiasa berdoa untukmu.

My friend, Muslimah...
Memang tujuan diciptakannya manusia oleh Tuhan itu tiada satu orang pun yang tahu, pun bukan pada tempatnya menanyakan hal yang Tuhan tidak menjelaskannya dengan gamblang, cukuplah bagi kita tahu bahwa Tuhan mengetahui segala hal. Terkadang ada hal yang dapat Ia beritahukan pada kita namun ada juga hal yang kita tidak harus mengetahuinya.

My friend, Muslimah...
Akupun sama takutnya denganmu, setiap malam aku berdoa segera terlaksanya cita-cita mulia ini. Marilah kita berdoa bersama-sama semoga cita-cita itu tegak saat usia kita masih ada.

My friend, Muslimah...
Maaf jika jawaban suratku ini kurang memuaskan hasrat keingintahuanmu dan kegelisahanmu yang begitu membuncah, saranku, curahkanlah isi hatimu pada Tuhan kita, Allah SWT, Ia lebih tahu banyak ketimbang kita sendiri makhlukNya...

My friend, Muslimah...
Cukuplah sekian balasan surat dariku, jangan kecewa dan semoga engkau masih mau berkirim surat denganku, berbagi tentang apapun itu...
Wassalamualaikum
  
    Best Regards
Your fiction friend
            ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WHY ARE YOU PEOPLE SO DAMN ANNOYING?

Bye-bye 2013, bye-bye cita, cinta, dan harapan yang lalu :)

Betapa desperate-nya orang yang menganggap diri mereka bodoh