Ambil hikmahnya, so, stop galau-ing :D
Menulis saat sedang tidak ada inspirasi memang sulit, itulah yang saya rasakan saat ini. Sebenarnya tidak ada inspirasi sama sekali mengenai apa yang mesti saya tulis saat ini, namun seperti yang dikatakan Felix Siauw saat ada yang bertanya padanya bagaimana caranya menulis, ya ambil pena, kertas, lalu nulis. Masa mau koprol atau kayang dulu nyari inspirasi. Kalau dalam kasus saya mungkin, ya langsung buka laptop, nyalain, setel internet, buka blog, nulis deh. Gak susah kan? Emang...
Nah sekarang saya mau ngomongin apa ya?
Saya mau sharing mengenai kegiatan sehari-hari aja kalo gitu :D
Tiap buka facebook atau twitter, ramai yang menulis kegalauan mereka. Tahu kan kalo status facebook atau tweet di twitter itu curahan hati atau minimal ekspresi diri mereka terhadap apa yang mereka alami seharian itu. Well, yang jadi pertanyaan adalah, apakah hidup semenyedihkan itu ya sampai mesti digalaukan sepanjang hari, tiap jam, menit, detik, seperseratus detik, dan seterusnya. Kenapa kita tidak melihat sisi baik dari masalah yang kita alami? Buat contoh nih ya, masalah REMEDIAL yang jadi topik penggalauan paling hits saat ini (di sekolah saya)
Ramai yang pasang status atau tweet macam begini (walau tidak persis sama) :
"Matematika? Ah pasrah!"
"Remedial? argghhhh..!"
"Ulangan beres, tinggal remedialnya!!"
Memang tidak persis sama, tapi minimal seperti itulah curhat mereka. Well, remedial memang menyebalkan, melelahkan, terutama mengecewakan. Tapi meski begitu, lebih baik kita ambil hikmah di dalamnya. Kalau misalnya ulangan kita gak lulus dan mesti remedial, kenapa gak pasang status atau tweet seperti ini saja:
"Remedial mungkin teguran supaya lebih semangat belajar"
"Remedial? Yah, yang penting sudah berusaha, Manusia berencana, Allah yang menentukan"
dan yang saya bangga, ada adik kelas yang nulis di statusnya:
"berapapun hasilnya, yang penting jujur"
Nah, lebih mantap lagi kalau ditambahkan menjadi "berapapun hasilnya, yang penting telah berusaha sebaik mungkin dan jujur" :)
Jangan sedih atau galau jika kesuksesan BELUM kamu dapatkan karena bukan artinya kamu tidak sukses, tapi artinya belum waktu yang tepat untuk kamu sukses. Pelaut hebat bukanlah pelaut yang berlayar di laut tenang, tapi pelaut hebat adalah pelaut yang telah berkali-kali mengarungi lautan yang penuh badai. :D (ceileeee)
Tambahan nih. Jangan salahkan siapapun atas apa yang kamu alami. Kita lihat dulu dimana letak kesalahan kita, dan memperbaikinya. Petani tidak pernah menyalahkan tanah jika ia mengalami kegagalan panennya.
Sekali lagi, manusia hanya bisa berusaha, tapi tetap Allah yang menentukan segalanya. Semuanya terletak pada PROSES :D
Best Regards :)
Nah sekarang saya mau ngomongin apa ya?
Saya mau sharing mengenai kegiatan sehari-hari aja kalo gitu :D
Tiap buka facebook atau twitter, ramai yang menulis kegalauan mereka. Tahu kan kalo status facebook atau tweet di twitter itu curahan hati atau minimal ekspresi diri mereka terhadap apa yang mereka alami seharian itu. Well, yang jadi pertanyaan adalah, apakah hidup semenyedihkan itu ya sampai mesti digalaukan sepanjang hari, tiap jam, menit, detik, seperseratus detik, dan seterusnya. Kenapa kita tidak melihat sisi baik dari masalah yang kita alami? Buat contoh nih ya, masalah REMEDIAL yang jadi topik penggalauan paling hits saat ini (di sekolah saya)
Ramai yang pasang status atau tweet macam begini (walau tidak persis sama) :
"Matematika? Ah pasrah!"
"Remedial? argghhhh..!"
"Ulangan beres, tinggal remedialnya!!"
Memang tidak persis sama, tapi minimal seperti itulah curhat mereka. Well, remedial memang menyebalkan, melelahkan, terutama mengecewakan. Tapi meski begitu, lebih baik kita ambil hikmah di dalamnya. Kalau misalnya ulangan kita gak lulus dan mesti remedial, kenapa gak pasang status atau tweet seperti ini saja:
"Remedial mungkin teguran supaya lebih semangat belajar"
"Remedial? Yah, yang penting sudah berusaha, Manusia berencana, Allah yang menentukan"
dan yang saya bangga, ada adik kelas yang nulis di statusnya:
"berapapun hasilnya, yang penting jujur"
Nah, lebih mantap lagi kalau ditambahkan menjadi "berapapun hasilnya, yang penting telah berusaha sebaik mungkin dan jujur" :)
Jangan sedih atau galau jika kesuksesan BELUM kamu dapatkan karena bukan artinya kamu tidak sukses, tapi artinya belum waktu yang tepat untuk kamu sukses. Pelaut hebat bukanlah pelaut yang berlayar di laut tenang, tapi pelaut hebat adalah pelaut yang telah berkali-kali mengarungi lautan yang penuh badai. :D (ceileeee)
Tambahan nih. Jangan salahkan siapapun atas apa yang kamu alami. Kita lihat dulu dimana letak kesalahan kita, dan memperbaikinya. Petani tidak pernah menyalahkan tanah jika ia mengalami kegagalan panennya.
Sekali lagi, manusia hanya bisa berusaha, tapi tetap Allah yang menentukan segalanya. Semuanya terletak pada PROSES :D
Best Regards :)
Komentar
Posting Komentar
Comment this without any rude words, you break this rule and delete your comment will be necessary
Thanks to understand, enjoy the posts...
Best Regards :)