Paku, semua ini akan berlalu kan?
Hanya sakit, sakit, dan sakit yang terasa...
Melepaskan sesuatu yang berharga memang tak selalu menyenangkan
Faktanya, kehilangan separuh hatimu memang seperti mencabut paku dari dalam tembok, menyisakan lubang...
Lalu lubang yang telah terlanjur menganga itu harus menghadapi terjangan badai, derasnya hujan, dan dinginnya udara...
Lubang itu harus semakin terluka, seiring waktu ia memang akan terbiasa, namun tetap saja, lubang adalah lubang, ia meronta minta disembuhkan, ia memekik minta diselamatkan...
Lalu kemanakah paku yang hilang itu?
Apakah kini ianya telah mengisi tembok lain?
Hanya selaksa doa yang dapat terucap
Semoga luka ini segera sembuh
Semoga paku itu menemukan tembok lain yang takkan pernah ia tinggal lagi
Sementara sang tembok lama menanti dalam kebimbangan
Kebimbangan yang ditemani indahnya harapan
Harapan yang indah dari Tuhannya
Ini adalah karma!
Jika tak mau tersakiti janganlah menyakiti
Dan waktu yang telah lewat takkan mungkin kembali
Jadi, mohon maafkan aku wahai paku, bukan kamu yang salah
Akulah yang melepaskanmu dengan kejamnya, hingga kau harus jatuh
Paku, hatiku sakit saat melepasmu
Dalam keheningan malam, dengan luka yang menganga, aku berusaha mengalihkan seluruh perhatianku darimu
Walaupun aku selalu merasa seakan-akan kau memanggilku dari bawah
Aku sengaja tidak menoleh
Aku sengaja pura-pura tidak tahu
Paku, keinginanku untuk selalu menjadi partner setiamu memang benar adanya
Aku tak pernah bohong
Namun paku, kita memang belum ditakdirkan bersama
Setidaknya sekarang
Mungkin nanti
Atau tidak sama sekali
Paku, jikalau memang ternyata kau menemukan tembok yang lebih baik dariku, raihlah
Tancapkan dirimu padanya, namun paku, jika belum waktunya, maka janganlah dulu
Tunggulah saat yang tepat, saat yang dibenarkan, saat yang dibolehkan
Jangan ulang kesalahan yang sama seperti denganku
Tembok yang tidak tahu diri
Tembok yang tidak tahu malu
Paku, tembok ini semakin rapuh
Tembok ini semakin usang
Tembok ini semakin rusak
Namun aku yakin akan ada saatnya waktu menyembuhkan tembok yang terlanjur berlubang ini
Akan ada saatnya takdir terbaik menyembuhkan luka di tembok ini...
Melepaskan sesuatu yang berharga memang tak selalu menyenangkan
Faktanya, kehilangan separuh hatimu memang seperti mencabut paku dari dalam tembok, menyisakan lubang...
Lalu lubang yang telah terlanjur menganga itu harus menghadapi terjangan badai, derasnya hujan, dan dinginnya udara...
Lubang itu harus semakin terluka, seiring waktu ia memang akan terbiasa, namun tetap saja, lubang adalah lubang, ia meronta minta disembuhkan, ia memekik minta diselamatkan...
Lalu kemanakah paku yang hilang itu?
Apakah kini ianya telah mengisi tembok lain?
Hanya selaksa doa yang dapat terucap
Semoga luka ini segera sembuh
Semoga paku itu menemukan tembok lain yang takkan pernah ia tinggal lagi
Sementara sang tembok lama menanti dalam kebimbangan
Kebimbangan yang ditemani indahnya harapan
Harapan yang indah dari Tuhannya
Ini adalah karma!
Jika tak mau tersakiti janganlah menyakiti
Dan waktu yang telah lewat takkan mungkin kembali
Jadi, mohon maafkan aku wahai paku, bukan kamu yang salah
Akulah yang melepaskanmu dengan kejamnya, hingga kau harus jatuh
Paku, hatiku sakit saat melepasmu
Dalam keheningan malam, dengan luka yang menganga, aku berusaha mengalihkan seluruh perhatianku darimu
Walaupun aku selalu merasa seakan-akan kau memanggilku dari bawah
Aku sengaja tidak menoleh
Aku sengaja pura-pura tidak tahu
Paku, keinginanku untuk selalu menjadi partner setiamu memang benar adanya
Aku tak pernah bohong
Namun paku, kita memang belum ditakdirkan bersama
Setidaknya sekarang
Mungkin nanti
Atau tidak sama sekali
Paku, jikalau memang ternyata kau menemukan tembok yang lebih baik dariku, raihlah
Tancapkan dirimu padanya, namun paku, jika belum waktunya, maka janganlah dulu
Tunggulah saat yang tepat, saat yang dibenarkan, saat yang dibolehkan
Jangan ulang kesalahan yang sama seperti denganku
Tembok yang tidak tahu diri
Tembok yang tidak tahu malu
Paku, tembok ini semakin rapuh
Tembok ini semakin usang
Tembok ini semakin rusak
Namun aku yakin akan ada saatnya waktu menyembuhkan tembok yang terlanjur berlubang ini
Akan ada saatnya takdir terbaik menyembuhkan luka di tembok ini...
Komentar
Posting Komentar
Comment this without any rude words, you break this rule and delete your comment will be necessary
Thanks to understand, enjoy the posts...
Best Regards :)