Rodaku yang Berputar itu Cinta

It's been a year since the last time i write here...
So many things have changed, me, my life, my heart...
Terakhir kali nulis disini sebenernya adalah saat-saat tergalau dalam hidupku. Roda yang tadinya selalu diatas, lalu berputar menarikku ikut turun, sungguh benar-benar memilukan jika kuingat-ingat lagi.
Aku bersyukur saat itu aku tidak melakukan hal-hal yang nekat hingga menyakiti diriku sendiri, sungguh aku bersyukur. Dipertemukan dengan orang-orang yang baik, tulisan-tulisan yang baik, membimbingku ke arah yang memang seharusnya kutempuh.
Hei, manusia kan tak lepas dari kesalahan, ya kan?
Dan disinilah aku, menulis lagi, dengan keadaan hati yang sudah jauh berbeda, so much healed, so much in peace, no more pain and no more hate for them, and actually love is in the air...

Well, aku gatau harus mulai darimana, tapi for a long time since i remember, tidak ada yang berhasil membuat aku move on selama ini, walaupun yeah banyak yang mendekati (jelek-jelek begini ada aja kok yang mau), tak ada satupun yang bisa menarik rasa galau itu dari diriku...
I kept thinking, "Ga ada yang bisa gantiin dia", "Dia itu baik banget, ga ada yang bisa lebih baik dari dia" atau ketika misalnya aku lagi bersama "orang baru" dan dibuat kesal oleh orang baru itu, aku selalu berkata dalam hati "Dia ga akan pernah buat aku kesal kayak gini, dia selalu....bla bla bla" dan segala kelebihan-kelebihan si ex akan aku semburkan, tapi dalam hati aja.

Hingga suatu saat...jeng jeng jeng
Datanglah seorang pangeran gagah menunggangi seekor kuda unicorn (?)
wkwkwk
kidding

Hingga suatu saat hadirlah "orang ini", orang yang pada awalnya kupikir sama saja dengan yang lainnya, sama sekali tidak ada pemikiran untuk pada akhirnya dekat dengan orang ini. Hanya semacam, "well, dia emang baik, tapi kan baiknya ga sama aku doang, kalaupun ternyata emang ada modusnya, aku ga tertarik tuh"
Dan kata-kata itu ga terjadi, wks

Lama-lama aku merasakan hal yang selama ini aku butuhkan itu ada di dia, (tiba-tiba pengen nangis)
Aku terlahir sebagai anak bungsu dari keluarga yang benar-benar complicated. (untungnya blog ini adalah blog pribadi, hope noone i know read this).
Takdir menjadikan aku satu-satunya anak yang punya pekerjaan setidaknya tetap, kakak pertamaku laki-laki bekerja di sebuah perusahaan swasta yang yaah, agak rasis sehingga dia selalu berpikir untuk keluar dan memulai sebuah usaha dimana usaha itu masih berkembang. Kakak keduaku perempuan sudah lulus kuliah, tapi masih belum menemukan pekerjaan sehingga masih melakukan bisnis sampingan sampai dia menemukan pekerjaan yang pasti (walaupun selalu kubilang kalau tidak ada salahnya berbisnis, kadang orang bisnis bisa lebih banyak hasilnya daripada pegawai macam aku). Ibuku adalah seorang ibu rumah tangga yang dari segi usia aku tidak mau lagi merepotkan beliau dengan tetap membiarkannya berdagang di rumah, biarah dia istirahat, dan terakhir adalah ayahku, yah, yang dari dulu memang selalu begitu, tidak dapat kami andalkan. Biar saja dia bersenang-senang disana, Allah Maha Tahu.

Jadi itulah sekilah rekam jejakku, aku terlahir bungsu tapi orang bilang seperti anak pertama. Karena terbiasa berperan seperti itu, maka aku pun berlaku seperti itu, berpura-pura menjadi anak yang mandiri, bersifat memimpin, diktator, pengatur, apa-apa bisa dilakukan sendiri, saat sebenarnya aku ini ya anak bungsu, yang manja, penakut, mudah khawatir, ada hal yang selama ini aku butuhkan tapi hilang, rasa dilindungi...

Selama ini bahkan keluargaku sendiri (catat, abangku) selalu percaya bahwa aku ini aman dimana pun, bahkan ketika aku pulang ke kota asalku tengah malam..
yah, maybe yang lain selalu mengkhawatirkanku dengan berkata "pulangnya besok pagi atau siang aja, daripada pulang malem gtu" tapi i do need some actions...

Selalu iri dengan teman-teman lain yang kalau pulang kerumah dijemput di stasiun, bandara, terminal, oleh ayah mereka...
while me?
Aku selalu sendiri...
dan ketika orang lain bertanya apa aku berani, ya kubilang saja "Lah kenapa harus takut? Aku bisa kok dan emang udah biasa"
actually i lost something...

Dan ketika aku memang sudah melupakan apa yang sebenarnya hilang, datanglah orang ini, dengan segala cara dia memperlakukanku, dengan lembut, penuh rasa hormat, dan penuh wibawa, rasa peduli dia terhadap keadaanku, keamananku, kesehatanku...
itulah yang membuatku instantly fall for him...

"Yasudah kalo ada apa2 bilang aja ya. Jgn keluar sendiri"
itu chat dia tadi malam, membuat aku senang, terharu, padahal mungkin biasa aja kali ya, tapi buat aku yang "kayak gini" ini tuh semacam obat, jiwa anak-anakku langsung bangkit...

Aku suka perhatiannya, aku suka suaranya yang dalam, aku suka ekspresinya yang tenang, aku suka cara dia berjalan, aku suka...

But then now i realized, if i have fallen for him, i must be ready to be hurt again if anything happens, i mean, dia belum benar-benar menyatakan perasaannya, bagaimana kalau ini hanya perasaan sepihak saja? Aku yang sudah terlanjur jatuh hati ini harus menerima kenyataan bahwa dia tidak benar-benar suka kepadaku, well, that will cost many pains.

Haruskah aku menanyakan langsung perasaannya kepadaku? Lalu bagaimana jika jawabannya adalah tidak?

Padahal aku baru mengenalnya just 2 months, itupun karena kami sekelas, mulai dekat semenjak aku meminjam helmnya, lalu dia memintaku menonton konsernya, lalu dia sering menawariku tumpangan untuk pulang, hingga trading untuk sebuah video dan tumpangan selama sebulan, lalu chat, dan bla bla bla
tapi apakah hanya begitu saja bisa menjadi bukti bahwa dia suka padaku?

What if he doesn't fall for me at all?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WHY ARE YOU PEOPLE SO DAMN ANNOYING?

Bye-bye 2013, bye-bye cita, cinta, dan harapan yang lalu :)

Betapa desperate-nya orang yang menganggap diri mereka bodoh